Senin, 26 April 2010

Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka[1]. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup.

Bencana Alam yang melanda berbagai daerah di Tanah Air kita,diperkirakan akan terus meluas,maka kita harus mencegah dengan fokus terhadap penanganan bencana ini.Memang secara geologis,klimatologis,dan geografis wilayah Indonesia termasuk Negara yang sering terjadi bencana alam,terutama di kota Jakarta yang pernah terjadi banjir tahun 2007


Bencana Banjir yang menghantam Jakarta dan sekitarnya ini,berawal dari hujan lebat yang berlangsung sejak sore hari hingga keesokan harinya,dan ditambah lagi volume air di 13 sungai yang melintasi Jakarta yang berasal dari Bogor-Puncak-Cianjur.Banjir 2007 ini lebih luas dan banyak memakan korban dibandingkan banjir yang melanda tahun 2002,kira-kira sekitar 80 orang dinyatakan tewas karena terseret arus,tersengat listrik,atau sakit. Serta mengalami kerugian material diperkirakan 4,3 triliun rupiah.
Akibat utama banjir ini adalah curah hujan yang tinggi dan musim hujan di Indonesia mulai bulan Desember dan berakhir bulan Maret.Pada tahun 2007,intensitas hujan mencapai puncaknya pada bulan Februari,dengan intensitas terbesar pada akhir bulan.





Dampak dan Kerugian
Seluruh aktivitas dikawasan yang tergenang lumpuh.Jaringan telepon dan internet terganggu.Listrik di sejumlah kawasan yang terendam juga padam.Puluhan ribu warga di Jakarta dan daerah sekitarnya terpaksa mengungsi di posko-posko terdekat.Di dalam kota, kemacetan terjadi di banyak lokasi,termasuk di jalan Tol Dalam Kota.Genangan-genangan air di jalan hingga semeter lebih juga menyebabkan sejumlah akses dari daerah sekitar pun terganggu.
Arus banjir menggerus jalan-jalan di Jakarta dan menyebabkan berbagai kerusakan yang memperparah kemacetan.Diperkirakan sekitar 82.150 meter persegi jalan di seluruh Jakarta rusak ringan sampai berat.Kerusakan ini beragam,mulai dari lubang kecil dan pengelupasan aspal sampai lubang-lubang yang cukup parah.
Banjir juga membuat sebagian jalur kereta api rusak.Lintasan kereta api yang menuju Stasiun Tanah Abang tidak berfungsi karena jalur rel di sekitar stasiun itu digenangi air luapan Sungai Ciliwung sekitar 50 sentimeter.Serta sekitar 1.500 rumah di Jakarta rusak akibat banjir.
Selain fasilitas-fasilitas umum yang rusak,ada juga dampak setelah banjir seperti penyakit infeksi saluran pernapasan, diare, dan penyakit kulit yang menghampiri warga Jakarta,terutama yang berada di pengungsian.


Banjir adalah dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah yang begitu besar. Sedangkan banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba yang disebabkan oleh karena tersumbatnya sungai maupun karena pengundulan hutan disepanjang sungai sehingga merusak rumah-rumah penduduk maupun menimbulkan korban jiwa.

Bencana banjir hampir setiap musim penghujan melanda Indonesia. Berdasarkan nilai kerugian dan frekuensi kejadian bencana banjir terlihat adanya peningkatan yang cukup berarti. Kejadian bencana banjir tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor alam berupa curah hujan yang diatas normal dan adanya pasang naik air laut. Disamping itu faktor ulah manusia juga berperan penting seperti penggunaan lahan yang tidak tepat (pemukiman di daerah bantaran sungai, di daerah resapan, penggundulan hutan, dan sebagainya), pembuangan sampah ke dalam sungai, pembangunan pemukiman di daerah dataran banjir dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar